Kulit merupakan bagian luar dari tubuh manusia yang
berfungsi melindungi bagian dalam tubuh terhadap benda asing. Selain fungsinya
sebagai selimut tubuh, kulit juga merupakan salah satu organ tubuh terbesar dengan
luas permukaan total dua meter persegi dengan berat sekitar 3,6 kg.
Bagian kulit terdiri atas tiga lapisan, yakni epidermis,
dermis, serta lapisan lemak di bawah kulit atau yang biasa disebut hypodermis.
Persoalannya, sebagai bagian organ terluar tubuh manusia, kulit kerap terpapar
polusi dan radikal bebas. Hal ini tentu saja dapat membuat kulit kusam dan
sangat rentan terserang suatu penyakit. Sekitar 90 persen penyakit kulit penyebabnya tidak dapat diketahui, tapi 10
persen penyakit kulit penyebabnya dicurigai muncul akibat faktor lingkungan,
genetic, pola hidup, tingkat stress seseorang, serta jenis makanan yang kita
makan.
Contohnya, kita sering melihat anak-anak sering
menggaruk-garuk kulit pada ruam tertentu. Bekas garukan tersebut membekas menjadi
hitam atau bahkan timbul bintik kemerahan. Orang tuanya sering merasa khawatir
dengan keadaan ini yang bahkan, terparahnya, mengakibatkan gangguan pada
aktivitas anaknya sehari-hari.
Jika anak mengalami hal ini, bisa jadi dia menderita
peradangan kulit akibat jenis kulitnya sensitive dan teriritasi. Peradangan
kulit ini dikenal juga dengan istilah eksim atopic atau dermatitis atopic (DA).
DA memang umumnya berbentuk ruam dan timbul pada jenis kulit
yang sensitive dan bersifat kering. Gangguan kulit ini biasanya dalam jangka
waktu yang lama dan menetap pada bagian yang sama, sehingga sewaktu-waktu dapat
kambuh dan sulit hilang.
DA memang biasanya diderita oleh anak, khususnya anak yang
berumur kurang dari lima tahun dan dengan prevalensi sembilan sampai 21 persen,
umumnya karena makanan. Tapi DA juga bisa diderita oleh orang dewasa, namun
dengan prevalensi yang kecil, yakni hanya sekitar dua sampai 10 persen saja.
Biasanya, akibat lingkungan dan aktivitas.
Masalah kulit seperti DA dan kulit kering diperkirakan juga
karena faktor lain selain genetic. Dicurigai salah satu faktor pemicunya adalah
iklim kering dan tropis.
DA dan kulit kering merupakan faktor pemicu alergi yang
sering dialami orang-orang yang hidup di wilayah tropis. Penting bagi orang
dewasa maupun bayi dan anak-anak untuk menghindari beberapa faktor pemicunya.
Ada keterikatan antara DA dan kulit kering. Kulit kering
timbul akibat rendahnya produksi ceramide, terutama ceramide tipe 1 pada bagian
semen kulit. Hal ini berdampak berkurangnya fungsi pelindung kulit, sehingga
kemampuan kulit untuk menampung air dan siklus hidup sel korneum epidermis
memendek.
Kalau fungsinya berkurang, otomatis akan mempermudah
masuknya berbagai macam benda asing seperti bakteri dan jamur ke dalam
permukaan kulit. Kondisi ini akan memancing reaksi inflamasi yang menyebabkan
timbulnya gejala seperti gatal-gatal dan memaksa pasien untuk menggaruk area
tersebut.
Akibatnya, fungsi perlindungan kulit memburuk. Pada umumnya,
dokter memberikan kartikosteroid atau antihistain untuk meredakan gejala
penyakit tersebut, terutama sebagai penghilang rasa gatal. Namun pengobatan
tersebut tidak mampu memperbaiki fungsi pelindung kulitnya.
Keampuhan kartikosteroid topical sering kali digunakan
secara tidak tepat dan berlebihan. Sehingga hal tersebut kerap menimbulkan efek
samping jika digunakan berlebihan. Dampaknya adalah kulit bisa berwarna lebih
putih atau hitam dibandingkan area lainnya sampai menimbulkan garis. Bahkan,
penggunaan steroid tropical dalam jangka waktu yang lama malah dapat membuat DA
menjadi resisten terhadap obat tersebut.
Penggunaan pelembab bisa memperbaiki fungsi perlindungan
kulit, mengurangi pruritus, memberikan efek antiinflamasi, dan memiliki pH
asam. Karena itu, penggunaan pelembab kulit sejak dini perlu dilakukan,
terutama bagi kulit sensitive.
Pelembab juga dapat meningkatkan fungsi anti microbial
lamellar granular contents. Jika memiliki kulit kering, sebagaiknya juga tidak
boleh sering-sering menggunakan sabun antiseptic, karena hal ini justru dapat
membuat kulit semakin kering.
Mandi tetap perlu menggunakan sabun guna menghilangkan bakteri yang menempel di kulit,
asalkan dengan kadar pH yang tinggi. Agar kulit senantiasa lembab dan jangan
lupa menggunakan pelembab losion setelah mandi. Jangan terlalu sering mandi dan
menggunakan air hangat bagi kulit sensitive serta menjaga pakaian selalu
bersih.
Republika 5 Januari 2016